Kisah inspiratif Gaya Hidup Imam Syafi'i
Imam Syafi’i adalah salah satu ulama’ empat madhab yang sangat terkenal dan mempunyai pengikut yang sangat luar biasa banyak. Terkenal dengan madhab Syafi’i. Sedangkan pengikutnya dinamakan Syafi’iyah. Pengikut madhab Imam Syafi’i terbanyak adalah di negara asia tenggar seperti Indonesia, Malaysia, brunei Darussalam. Nama asli Imam Syafi’i adalah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i yang lahir pada 767 M di kota Gaza Palestina, dan meninggal pada tahun 820 M dan dimakamkan di Cairo, Mesir.
Imam Syafi’i adalah orang yang ahli ibadah, orang yang zuhud, orang yang alim ilmu fiqh dan ilmu-ilmu yang yang lain yang berkaitan dengan ilmu akhirat.
Gaya hidup Imam Syafi’i adalah
menjadikan dalam satu hari satu malam menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk
ilmu, sepertiga untuk shalat, sepertiga untuk tidur.
Robiatul Adawiyah berkata: Imam
Syafi’i pada bulan suci ramadhan mampu memghatamkan Al Qur’an sebanyak 60 kali
hataman, Beliau menghatamkan Al Qur’an sambil shalat. Imam Al Buwathi
salah satu sahabat Imam Syafi’i berkata: Imam Syafi’i dalam sehari mampu
menghatamkan Al-Qur’an satu kali. Syekh Husain Al Karobisi berkata: saya
beberapa kali bermalam bersama Imam Syafi’i, Imam Syafi’i memulai shalat nya (sunnah)
pada sepertiga malam, beliau dalam setiap rokaat membaca 50 ayat bahkan 100
ayat, disaat beliau membaca ayat tentang rahmat, maka beliau selalu meminta
kepada Allah SWT untuk dirinya dan untuk seluruh umat islam, disaat Imam Syafi’i
membaca ayat tentang adzab, maka Imam Syafi’i meminta keselamatan untuk dirinya
dan orang seluruh umat islam.
Imam Syafi’i dalam 16 tahun lamanya
tidak pernah merasakan perut kenyang, sebeb kata beliau bahwa kenyangnya perut
dapat membuat badan berat, keras nya hati, menghilangkan kecerdasan, selalu
ingin tidur, membuat orang malas untuk ibadah.
Imam Syafi’i juga sebagai orang
yang alim tidak menjawab pertanyaan yang beliau tidak tahu jawabannya atau
beliau masih ragu dengan jawabannya. Imam Syafi’i juga tidak merasa berjasa dengan
segala apapun yang sudah beliau tulis terkait ilmu-ilmu agama. Beliau berkata: Semua
apapun yang keluar dari mulut saya adalah tuntunan dari Allah SWT bukan karena
kepandaian saya. Dengan kerendahan hati dan sifat juhudnya Imam Syafi’i,
Imam Ahmad bin Hambal berkata: Selama saya shalat 40 tahun, saya tidak
pernah lupa mendoakan Imam Syafi’i.[1]
Inilah sekelumit kisah sang pangeran
mahdab syafi’i Imam Syafi’i yang Alim, Ahli Ibada, Juhud yang sudah diakui dan
dipakai seluruh pemikirannya oleh banyak orang tak terkecuali saya sebagai
orang yang bermadhab Syafi’i.
Tidak salah jika beliau mendapatkan
kedudukan yang luar biasa dihadapan Allah SWT dan kebanyakan manusia, sebab
kesungguhan beliau dalam beribadah dan mempelajari ilmu yang patut kita contoh.
Begitu perhatiannya Imam Syafi’i terhadap ilmu, sampai-sampai ketika beliau kesulitan
dalam menghafal (tidak mudah seperti biasanya) beliau mengadu kepada gurunya
yang bernama Waqi’. Gurunya memberikan petunjuk kepada Imam Syafi’i untuk
meninggalkan maksiat. Cerita ini sangat masyhur dikalangan umat islam. Cerita ini
berbentuk syair:
شَكَوتُ إِلى وَكيعٍ سوءَ حِفظي. فَأَرشَدَني إِلى تَركِ المَعاصي.
وَأَخبَرَني بِأَنَّ العِلمَ نورٌ. وَنورُ اللَهِ لا يُهدى لِعاصي
Artinya: “saya mengadu kepada guruku
waqi’ terkait jeleknya hafalan ku. Guru ku memberikan petunjuk untuk meninggalkan
maksiat. Dan memberikan ku kebar bahwa ilmu adalah cahaya Allah SWT, dan cahaya
Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.
Semoga kita mendapatkan
keberkahan beliau dan dapat meneladani tatacara kehidupan beliau.. aamiin.
[1] Alwi bin Abu Bakar, Mukhtashor
Ikhya’ Ulumiddin (Jakarta: Dar Al- kutub Islamiyah, 2004), h. 12-13.
Comments
Post a Comment