Kisah Fir'aun yang Sombong Terlengkap

 Kisah Fir'aun yang Sombong

foto Mumi Fir'aun

 

Al-Qur'an menceritakan tentang kesombongan Fir'aun terdapat pada surat An-Naziat ayat ke 15 sampai ayat ke 25, dan surat Al-A'rof: 103-126. Adapun kesombongan Fir'aun yang dijelaskan dalam Al-Qur'an adalah:

1. Fir'aun adalah penyembah patung-patung.

2. Mengaku sebagai tuhan.[1]

3. Mengajak kaum nya untuk menyembah dia sebagai tuhan.[2]

4. Menentang ajaran Nabi Musa As.

5. Mencoba membunuh Nabi Musa As.

Dengan kesombongannya, Alloh SWT menghancurkan Fir'aun dan tetaranya yang hendak membunuh Nabi Musa dengan menenggelamkan Fir'aun dan tentaranya di Laut Merah. Tidak ada satupun dari golongan Fir'aun yang selamat, semuanya mati tenggelam.

Hal ini sesaui dengan firman Alloh SWT pada surat An-Naziat: 15-25:

هَلۡ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ ١٥ إِذۡ نَادَىٰهُ رَبُّهُۥ بِٱلۡوَادِ ٱلۡمُقَدَّسِ طُوًى ١٦ ٱذۡهَبۡ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ١٧ فَقُلۡ هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ ١٨ وَأَهۡدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخۡشَىٰ ١٩ فَأَرَىٰهُ ٱلۡأٓيَةَ ٱلۡكُبۡرَىٰ ٢٠ فَكَذَّبَ وَعَصَىٰ ٢١ ثُمَّ أَدۡبَرَ يَسۡعَىٰ ٢٢ فَحَشَرَ فَنَادَىٰ ٢٣ فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٤ فَأَخَذَهُ ٱللَّهُ نَكَالَ ٱلۡأٓخِرَةِ وَٱلۡأُولَىٰٓ ٢٥ 

Artinya: 15.  Sudah sampaikah kepadamu (Nabi Muhammad) kisah Musa? 16.  (Ingatlah) ketika Tuhannya menyeru dia (Musa) di lembah suci, yaitu Lembah Tuwa, 17.  “Pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas. 18.  Lalu, katakanlah (kepada Fir‘aun), ‘Adakah keinginanmu untuk menyucikan diri (dari kesesatan) 19.  dan aku akan menunjukimu ke (jalan) Tuhanmu agar engkau takut (kepada-Nya)?’” 20.  Lalu, dia (Musa) memperlihatkan mukjizat yang besar kepadanya. 21.  Akan tetapi, dia (Fir‘aun) mendustakan (kerasulan) dan mendurhakai (Allah). 22.  Kemudian, dia berpaling seraya berusaha (menantang Musa). 23.  Maka, dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya), lalu berseru (memanggil kaumnya). 24.  Dia berkata, “Akulah Tuhanmu yang paling tinggi.” 25.  Maka, Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan (siksaan) di dunia.

Nabi Musa As menerima seruan Alloh SWT di Lemba Tua (Palestina) mendapatkan seruan dari Alloh SWT di untuk mendatangi Fir'aun.[3] Alloh SWT menyuruh Nabi Musa mendatangi Fir’aun karena Fir’aun:

1. Fir'aun adalah penyembah patung-patung.

2. Mengaku sebagai tuhan.[4]

3. Mengajak kaum nya untuk menyembah dia sebagai tuhan.[5]

4. Menentang ajaran Nabi Musa As.

5. Mencoba membunuh Nabi Musa As.

Tujuan Alloh SWT menyuruh Nabi Musa dan Nabi Harun kepada Fir’aun adalah untuk:

1.   Tobat.

2.   Beramal baik.[6]

Nabi Musa As datang kepada Fir’aun dengan ajakan yang lembut. Seperti yang diterangkan dalam surat Thoha: 44.[7]

 

فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى

 

Artiya: Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”

 

Adapun ceritanya terdapat pada surat Al-A’rof: 103-136:

Artinya: 103.  Kemudian, Kami utus Musa setelah mereka dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami kepada Fir‘aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Lalu, mereka mengingkarinya. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. 104.  Musa berkata, “Wahai Fir‘aun, sesungguhnya aku adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam. 105.  Wajib atasku tidak mengatakan (sesuatu) terhadap Allah, kecuali yang hak (benar). Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka, lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersamaku.” 106.  Dia (Fir‘aun) berkata, “Jika benar engkau membawa suatu bukti, tunjukkanlah, kalau kamu termasuk orang-orang yang benar.” 107.  Maka, dia (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba ia (tongkat itu) menjadi ular besar yang nyata. 108.  Dia menarik tangannya, tiba-tiba ia (tangan itu) menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihat(-nya). 109.  Para pemuka kaum Fir‘aun berkata, “Sesungguhnya orang ini benar-benar penyihir yang sangat pandai. 110.  Dia hendak mengusir kamu dari negerimu.” (Fir‘aun berkata,) “Maka, apa saran kamu?” 111.  Mereka (para pemuka) itu menjawab, “Beri tangguhlah dia dan saudaranya dan utuslah ke kota-kota beberapa orang untuk mengumpulkan (para penyihir) 112.  (agar) mereka membawa semua penyihir yang pandai kepadamu.” 113.  Para penyihir datang kepada Fir‘aun. Mereka berkata, “(Apakah) kami benar-benar akan mendapat imbalan jika kami menang?” 114.  Dia (Fir‘aun) menjawab, “Ya, bahkan sesungguhnya kamu pasti termasuk orang-orang yang didekatkan (kedudukannya kepadaku).” 115.  Mereka (para penyihir) berkata, “Wahai Musa, engkaukah yang akan melemparkan (lebih dahulu) atau kami yang melemparkan?” 116.  Dia (Musa) menjawab, “Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka, ketika melemparkan (tali-temali), mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan mereka takut. Mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan). 117.  Kami wahyukan kepada Musa, “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka, tiba-tiba ia menelan (habis) segala kepalsuan mereka. 118.  Maka, terbuktilah kebenaran dan sia-sialah segala yang mereka kerjakan. 119.  Mereka dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. 120.  Para penyihir itu tersungkur dalam keadaan sujud. (Mereka langsung bersujud kepada Allah Swt. karena meyakini bahwa seruan Nabi Musa a.s. itu benar dan bukanlah sihir sebagaimana dugaan mereka semula). 121.  Mereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, 122.  (yaitu) Tuhannya Musa dan Harun.” 123.  Fir‘aun berkata, “Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini). 124.  Pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya) kemudian sungguh akan aku salib kamu semua.” 125.  Mereka (para penyihir) menjawab, “Sesungguhnya kami hanya akan kembali kepada Tuhan kami. 126.  Engkau (Fir‘aun) tidak menghukum kami, kecuali karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami.” (Mereka berdoa,) “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).” 127.  Para pemuka dari kaum Fir‘aun berkata, “Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya sehingga mereka berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan dia (Musa) meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?” (Fir‘aun) menjawab, “Akan kita bunuh anak-anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka.” 128.  Musa berkata kepada kaumnya, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah. Dia akan mewariskannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” 129.  Mereka (kaum Musa) berkata, “Kami telah ditindas (oleh Fir‘aun) sebelum engkau datang kepada kami dan setelah engkau datang.” (Musa) menjawab, “Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu penguasa di bumi lalu Dia akan melihat bagaimana perbuatanmu.” 130.  Sungguh, Kami telah menghukum Fir‘aun dan kaumnya dengan (mendatangkan) kemarau panjang dan kekurangan buah-buahan agar mereka mengambil pelajaran. 131.  Maka, apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, “Kami pantas mendapatkan ini (karena usaha kami).” Jika ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya ketentuan tentang nasib mereka (baik dan buruk) di sisi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. 132.  Mereka (kaum Fir‘aun) berkata (kepada Musa), “Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami dengannya, kami tidak akan beriman kepadamu.” 133.  Maka, Kami kirimkan kepada mereka (siksa berupa) banjir besar, belalang, kutu, katak, dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas dan terperinci. Akan tetapi, mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum pendurhaka. 134.  Ketika azab (yang telah diterangkan itu) menimpa mereka, mereka pun berkata, “Wahai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan janji-Nya kepadamu. Jika engkau dapat menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman kepadamu dan pasti akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.” 135.  Namun, setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang harus mereka penuhi, ternyata mereka ingkar janji. 136.  Maka, Kami membalas mereka (dengan siksa yang lebih berat). Kami tenggelamkan mereka di laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang lengah terhadapnya.

 Mumi Fir'aun masih ada dan berada di museum mesir. ini adalah bukti bahwa Alloh SWT maha benar dengan firman nya.

 

 



[1] Ali bin Ahmad, Al-Washit Fi Tafsiril Qur’an Al-Majid (Libanon: Darul Ulum Islamiyah, 1994), h. .

[2] Muqotil bin Sulaiman, Tafsir Muqotil Bin Sulaiman (Bairut: Dar Ihya At-Turats, 2002), h. 576 .

[3] Ali bin Muhammad, Tafsir Al-Mawardi (Libanon: Darul Kutub Ilmiah), h. 197.

[4] Ali bin Ahmad, Al-Washit Fi Tafsiril Qur’an Al-Majid (Libanon: Darul Ulum Islamiyah, 1994), h. .

[5] Muqotil bin Sulaiman, Tafsir Muqotil Bin Sulaiman (Bairut: Dar Ihya At-Turats, 2002), h. 576 .

[6] Muhammad, Tafsir Al-Mawardi.

[7] Abdurrochman, Kanzul Akbar Minal Amri Bil Ma’ruf Wa Nahyi Anil Munkar (Bairut: Darul Kutub Ilmiah, 1996), h. 348.


Comments

Popular posts from this blog

Karomah Syekh Ibnu Athoillah As-Sakandari

Putra - Putri KH. Abdul Hamid Pasuruan dan Keturunannya

Kisah Syekh Abdullah Basaudan Yang Sangat Tinggi Cintanya Kepada Keturunan Nabi Muhammad Saw