Kisah KH Abdul Hamid Pasuruan dan Pena Partai

Kisah KH Abdul Hamid Pasuruan dan Pena Partai


Foto KH Abdul Hamid Pasuruan



Dalam artikel dengan judul “Kisah Kedermawanan dari KH Abdul Hamid Pasuruan Part I” (www.keilmuan.id)  sudah dijelaskan terkait biografi dari KH Abdul Hamid Pasuruan. KH Abdul Hamid Pasuruan bisa dikatakan bapak bagi warga pasuruan, sebab semua orang kalau sudah dekat dengan KH Abdul Hamid Pasuruan. KH Abdul Hamid Pasuruan adalah seorang wali yang kewaliannya telah dibongkar langsung oleh gurunya yaitu Habib Ja’far Assegaf Pasuruan.

Kali ini saya akan bercerita tentang kisah yang sangat terkenal yang saya dapatkan langsung dari salah satu guru saya di Pondok Pesantren Salafiyah KH Abdul Hamid Kota Pasuruan yaitu kisah KH Abdul Hamid Pasuruan dan Pena Partai. Jadi begini ceritanya: Pada masa itu, ada 3 partai besar yaitu partai PDI, partai Golkar, partai PPP yang saling sikut untuk bisa mendapatkan tempat diparlemen. Bukan sesuatu yang tabu lagi jika ada pemilihan presiden, DPR, DPD, dan wakil daerah yang lain yang mendekati para kiyai-kiyai pesantren hanya untuk mendapatkan simpati dari sang kiyai dan pastinya dari para alumni pondok pesantren nya. Pada masa itu, KH Abdul Hamid Pasuruan menjadi kiyai yang sangat terkenal dan digandrungi banyak orang. Para masyarakat mengikuti apapun yang diperintahkan oleh KH Abdul Hamid Pasuruan tanpa ada kata bantahan. Dari sinilah salah satu dari partai politik ingin mengajak KH Abdul Hamid Pasuruan untuk bisa bergabung dengan partai tersebut. Pastinya disaat KH Abdul Hamid Pasuruan dimintai apapun termasuk penyodoran masuk partai, KH Abdul Hamid Pasuruan tidak menolak dengan tindakan yang menyinggung hati orang lain. Karena desakan dari partai untuk bisa mendapatkan tanda tangan dari KH Abdul Hamid Pasuruan selalu datang kepada beliau meskipun pada akhirnya KH Abdul Hamid Pasuruan tidak ikut kampanye (yang penting Tanda Tangan saja), KH Abdul Hamid Pasuruan tidak ingin menyakiti hati orang lain, pada akhirnya KH Abdul Hamid mau melakukan tanda tangan. Akhirnya ditentukan hari dan jam nya oleh petugas partai untuk bisa KH Abdul Hamid Pasuruan melakukan tanda tangan, tiba waktunya KH Abdul Hamid disodorkan kertas kontrak dari petugas partai didepan beliau dengan pena yang sangat bagus. Pada akhirnya KH Abdul Hamid Pasuruan mengambil kertas dan pena tersebut dan melakukan tanda tangan. Tak disangka pena baru dan sebagus itu (pastinya mahal) saat digunakan KH Abdul Hamid Pasuruan untuk tanda tangan di atas kertas partai tersebut tiba-tiba tidak berfungsi (macet tidak keluar tinta). Aneh nya saat dicoba dikertas lain tinta itu berfungsi dengan baik. Beberapa kali dicoba oleh KH Abdul Hamid Pasuruan tetap tidak berfungsi, pada akhirnya petugas partai berisiniatif untuk memakai pena lain, ternyata sama saja, disaat KH Abdul Hamid Pasuruan mau menggunakan tanda tangan ternyata macet juga. Ada beberapa pena yang dipakai pada waktu tapi hasilnya tetap sama yaitu macet tidak mau keluar tinta. Akhirnya KH Abdul Hamid berkata kepada petugas partai dan orang yang menyaksikan kejadian itu dengan perkataan “bukan aku yang tidak mau, tapi Allah SWT yang tidak mau saya masuk partai”. Karena semua pena tidak bisa dipakai, akhirnya penandatangan oleh KH Abdul Hamid dibatalkan oleh petugas partai. Dan para petugas partai meminta maaf atas kejadian tersebut kepada KH Abdul Hamid Pasuruan. Sejak itu petugas partai takut untuk menyodorkan kertas partai lagi.

 

Inilah sekelumit kisah dari KH Abdul Hamid Pasuruan dan Pena Partai yang sangat terkenal. Ada pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kisah tersebut dan para pembaca bisa menyimpulkan sendiri apa pelajaran yang bisa didapatkan.

 

Semoga kita mendapatkan keberkahan dari KH Abdul Hamid Pasuruan. Aaamiiin.

Baca juga artikel yang lain terkait kisah KH Abdul Hamid Pasuruan pada website ini. Kunjungi www.keilmuan.id

Comments

Popular posts from this blog

Karomah Syekh Ibnu Athoillah As-Sakandari

Putra - Putri KH. Abdul Hamid Pasuruan dan Keturunannya

Kisah Syekh Abdullah Basaudan Yang Sangat Tinggi Cintanya Kepada Keturunan Nabi Muhammad Saw