Kisah Syekh Abdul Qodir Al-Jailani Dengan Muridnya

 Kisah Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dengan muridnya



Ilustrasi Foto Syekh Abdul Qodir Al-Jailani


Kisah menarik ini pernah diceritakan oleh Habib Ahmad Fahmi bin Abu Bakar Alaydrus pada salah satu ceramahnya. Ceritanya sangat menarik dan penuh dengan ilmu dan pendidikan. Pendidikan terkhsusu untuk orang tua sebagai wali dari anaknya ketika anaknya sudah masuk ke lembaga pendidikan.

Jadi cerittanya adalah:

Ada tetangga Syekh Abdul Qodir Al-Jailani iri kepada beliau. Sebisa mungkin ingin menjatuhkan Syekh Abdul Qodir. Akhirnya dia membuat lubang antara rumahnya dengan ruang pribadi Syekh Abdul Qodir Al-jailani. Dia berusaha mencari cela kejelekan Syekh Abdul Qodir melalui lubang tersebut. suatu saat dia mengintip dan melihat Syekh Abdul Qodir sedang makan ayam (kebetuan Syekh Abdul Qodir sangat suka makan ayam). Syekh Abdul Qodir Al-Jailani kalau makan ayam tidak dihabiskan, melainkan disisakan kemudian diberikan kepada santrinya. Melihat hal itu, tetangganya mempunyai senjata untuk menjatuhkan Syekh Abdul Qodir.

Tetangganya kemudian mencari rumah santrinya Syekh Abdul Qodir guna untuk melaporkan sikap Syekh Abdul Qodir kepada anaknya. Akhirnya tetangga tersebut menemukan rumah santri Syekh Abdul Qodir, sontak saja tetangga itu langsung berkata kepada orang tuanya santri tersebut seraya berkata “apakah Anda mempunyai anak yang sedang mencari ilmu dipondok Syekh Abdul Qodir?, tanya tetangganya syekh Abdul Qodir kepada orang tersebut. Orang tersebut menjawab: iya, anak saya sekarang lagi mencari ilmu di tempat syekh Abdul Qodir. Kemudian tetangga syekh Abdul Qodir mulai menghasut orang tersebut dengan mengatakan “bahwa anaknya diperlakukan seperti budak dirumah Syekh Abdul Qodir, dia diberikan makanan dari bekas mulut dan tangan syekh Abdul Qodir, pokoknya anak Anda tidak dimuliakan ditempat syekh Abdul Qodir”.

Mendengar omangan tetangganya syekh Abdul Qodir seperti itu, sontak orang tua murid syekh Abdul Qodir langsung geram dan marah dan langsung mendatangi syekh Abdul Qodir. Setibanya dipondok, orang tersebut marah seraya berkata “ya tuan syekh, saya memondokan anak saya kepada Anda supaya anak saya jadi orang alim dan pintar, bukan dijadikan budak”. Mendengar omongan tersebut, syekh Abdul Qodir sama sekali tidak marah, bahkan syekh Abdul Qodir megatakan kepada orang tua santrinya tersebut dengan berkata “bapak boleh membawa pulang anak bapak jika bapak tidak ridho dan ikhlas terhadap apapun yang saya lakukan kepada anak bapak”.

Akhirnya orang tersebut memboyong anaknya dari tempat syekh Abdul Qodir. Ditengah perjalanan pulang, ayah santri tersebut bertanya kepada anaknya dengan berkata “wahai anak ku, apakah kamu hafal hadist ini, tafsir ini, ayat ini dan kitab ini? Anaknya menjawab dengan berkata “saya sudah hafal dan mengerti semua yang ayah tanyakan dengan baik. Mendengar jawaban anaknya seperti itu, akhirnya orang tua tersebut menyesal. Akhirnya orang tua tersebut membawa anaknya kembali kepada syekh Abdul Qodir.

Ketika sampai ditempat syekh Abdul Qodir, orang tua tersebut berkata “ya Syekh, saya serahkan anak saya kepada Anda lagi, saya tanya apakah hafal ayat ini, kitab ini dan hadist ini, ternyata anak ku hafal, bahkan dia mengalahkan kyai yang ada di kampung saya”. Namun Syekh Abdul Qodir berkata kepada orang tua tersebut “wahai bapak, bukan aku tidak mau menerima anak Anda lagi, namun Allah SWT sudah tidak menerima anak bapak lagi untuk mengaji kepada saya, karena orang tua yang tidak ridho kepada apapun perlakuan guru anak nya kepada anaknya, maka Allah SWT menutup Futuh (pintu untuk menerima ilmu) untuk anak tersebut.

 

Dari cerita di atas bisa diambil pelajaran, bahwa kita sebagai wali dari anak yang sudah masuk ke lembaga dan mencari ilmu kepada seorang guru, kewajiban kita adalah pasrah sepenuhnya disertai ikhlas yang tinggi menitipkan anak kita kepada guru. Bila perlu menanggung semua kebutuhan semua guru anak kita. Sebab, kalau kita tidak ikhlas dengan guru anak kita yang memberikan pelajaran kepada anak kita, maka hati anak kita akan tertutup dari bisa menerima ilmu yang bermanfaat dari guru tersebut.

 Temukan juga artikel yang lain yang bermanfaat di www.keilmuan.id

Temukan juga video pendidikan yang bermanfaat di chanel YouTube Romo93 atau @keilmuan

Comments

Popular posts from this blog

Karomah Syekh Ibnu Athoillah As-Sakandari

Putra - Putri KH. Abdul Hamid Pasuruan dan Keturunannya

Kisah Syekh Abdullah Basaudan Yang Sangat Tinggi Cintanya Kepada Keturunan Nabi Muhammad Saw