Bantahan Nabi Isa As Bahwa Nabi Isa As Tuhan





Nabi Isa As adalah salah satu utusan Allah SWT kepada seluruh manusia yang diberikan kitab suci yaitu kitab Injil. 

Agama Islam meyakini bahwa Nabi Isa As adalah seorang nabi utusan Allah SWT. Agama Kristen dan Protestan meyakini bahwa Nabi Isa adalah Tuhan yang wajib disembah dan dikultuskan. 

Nabi Isa As sendiri adalah putra dari Siti Maryam. Orang Kristen dan Protestan menyebut Nabi Isa As dengan sebutan anak Allah dan menyebut ibunya dengan sebutan bunda Mariah. 

Siti Maryam sendiri melahirkan Nabi Isa As tanpa disentuh (menikah dengan) laki-laki sama sekali. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an yang terdapat pada surat Maryam ayat ke 20-21:

قَالَتْ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ وَّلَمْ اَكُ بَغِيًّا

qālat annā yakūnu lī gulāmuw wa lam yamsasnī basyaruw wa lam aku bagiyyā

Maryam berkata, "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!". Q.S Maryam [19] : 20

قَالَ كَذٰلِكِۚ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌۚ وَلِنَجْعَلَهٗٓ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّاۚ وَكَانَ اَمْرًا مَّقْضِيًّا


qāla każālik, qāla rabbuki huwa ‘alayya hayyin, wa linaj‘alahū āyatal lin-nāsi wa raḥmatam minnā, wa kāna amram maqḍiyyā

Jibril berkata, "Demikianlah." Tuhanmu berfirman, "Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." Q.S Maryam [19] : 21

Al-Qur'an menjelaskan bahwa Nabi Isa As adalah seorang hamba (manusia) bukan tuhan. Hal ini sesuai dengan perkataan Nabi Isa As sendiri yang terdapat dalam Al-Qur'an dalam surat Maryam ayat ke 30 hingga 36:

قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِۗ اٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّاۙ


qāla innī ‘abdullāh, ātāniyal-kitāba wa ja‘alanī nabiyyā

Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Q.S Maryam [19] : 30

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّاۖ


wa ja‘alanī mubārakan aina mā kuntu wa auṣānī biṣ-ṣalāti waz-zakāti mā dumtu ḥayyā

dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Q.S Maryam [19] : 31

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا


wa barram biwālidatī wa lam yaj‘alnī jabbāran syaqiyyā

dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Q.S Maryam [19] : 32

وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا


was-salāmu ‘alayya yauma wulittu wa yauma amūtu wa yauma ub‘aṡu ḥayyā

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Q.S Maryam [19] : 33


ذٰلِكَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِيْ فِيْهِ يَمْتَرُوْنَ


żālika ‘īsabnu maryam, qaulal-ḥaqqillażī fīhi yamtarūn

Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Q.S Maryam [19] : 34

مَا كَانَ لِلّٰهِ اَنْ يَّتَّخِذَ مِنْ وَّلَدٍ سُبْحٰنَهٗۗ اِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُۗ


mā kāna lillāhi ay yattakhiża miw waladin subḥānah, iżā qaḍā amran fa innamā yaqūlu lahū kun fa yakūn

Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah," maka jadilah ia. Q.S Maryam [19] : 35

وَاِنَّ اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ


wa innallāha rabbī wa rabbukum fa‘budūh, hāżā ṣirāṭum mustaqīm

Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. Q.S Maryam [19] : 36


Baca artikel lainnya di www.keilmuan.id

Comments

Popular posts from this blog

Karomah Syekh Ibnu Athoillah As-Sakandari

Putra - Putri KH. Abdul Hamid Pasuruan dan Keturunannya

Kisah Syekh Abdullah Basaudan Yang Sangat Tinggi Cintanya Kepada Keturunan Nabi Muhammad Saw