Kisah Nabi Nuh dan Anaknya Kan'an

Kisah Nabi Nuh dan Kan'an anaknya adalah salah satu cerita yang sangat terkenal dan pastinya mengandung pelajaran yang sangat penting yang diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur'an.

Kisah Nabi Nuh dan Kan'an anaknya terdapat dalam Al-Qur'an pada surat Hud ayat ke 37 sampai ayat 47.

Kisah Nabi Nuh As diawali dengan kesedihan Nabi Nuh karena orang yang ikut Nabi Nuh dengan beriman kepada Allah SWT sangat sedikit. Termasuk orang yang tidak beriman adalah anaknya sendiri Kan'an.

Nabi Nuh As mengadu kepada Allah SWT akan permasalahan yang terjadi (pengikut beliau cuma sedikit).

Allah SWT lalu menyuruh Nabi Nuh As untuk membuat perahu. Nabi Nuh As lalu membuat perahu yang sangat besar, dan setiap orang yang melintas dihadapan Nabi Nuh, pasti mereka menghina Nabi Nuh.

Disaat Nabi Nuh As dihina, beliau cuma menjawab "Hari ini kalian menghina kami, kami nanti akan balik menghina kalian (setelah adzab Allah SWT turun).

Setelah perahu selesai dibuat, Allah SWT menyuruh Nabi Nuh untuk mengajak umatnya yang beriman kepada Allah SWT untuk masuk kedalam perahu besar. 

Nabi Nuh berkata kepada para pengikutnya bahwa kita akan mengendari perahu dengan berdoa:

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 



۞ وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ


Dia (Nuh) berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya (bahtera) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Hūd [11]:41)

Setelah Meraka semuanya masuk, Allah SWT menurunkan adzab dengan mengeluarkan air dari Tan Nur dengan begitu derasnya, sehingga semua orang-orang yang tidak ikut Nabi Nuh As mati semua.

Disaat air semakin naik tinggi dan perahu sudah berlayar, Nabi Nuh As melihat anaknya Kan'an sedang berusaha naik keatas bukit untuk bisa selamat dari banjir tersebut.

Melihat hal itu, Nabi Nuh langsung memanggil anaknya dan meminta anaknya Kan'an untuk bertobat kepada Allah SWT dan ikut naik perahunya bersama para orang mukmin yang lainnya.

Nabi Nuh As memberitahukan kepada anaknya bahwa tidak ada yang akan selamat kecuali orang-orang yang beriman kepadanya.

Namun, Kan'an dengan sombong menolak ajak ayahnya seraya berkata "Saya akan naik keatas bukit yang paling tinggi sehingga aku bisa selamat dari banjir ini.

Mendengar jawaban anaknya seperti itu, Nabi Nuh bersedih dan berdoa kepada Allah SWT dengan berkata "Ya Allah, dia anak ku, tolong selamatkan dia".

Mendengar doa Nabi Nuh seperti itu, Allah SWT langsung menegur Nabi Nuh dengan mengatakan bahwa dia bukan anaknya lagi karena dia tidak beriman kepadamu dan kepada Allah SWT. 

Pada akhirnya, Nabi Nuh As melihat langsung tenggelamnya anaknya yaitu Kan'an secara langsung.

Banjir tersebut membuat seluruh peradaban manusia habis, kecuali manusia yang ikut bersama dengan Nabi Nuh As.

Cerita diatas sungguh luar biasa menarik. Lalu, apa pelajaran yang bisa kita dapatkan dari cerita diatas?

Ya, yaitu:

1. Iman kepada Allah SWT akan membuat selamat di dunia dan di akhirat.

2. Segala yang mustahil menurut manusia, tapi menurut Allah SWT itu sangat mudah.

3. Status keluarga akan terputus secara langsung karena perbedaan keyakinan.

4. Tidak ada yang bisa menyelamatkan manusia dari apapun kecuali Allah SWT.

5. Allah SWT maha kuasa dan maha kuat.

6. Mau mengerjakan apapun, jangan lupa berdoa meminta perlindungan dan kelancaran kepada Allah SWT.


Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Karomah Syekh Ibnu Athoillah As-Sakandari

Putra - Putri KH. Abdul Hamid Pasuruan dan Keturunannya

Kisah Syekh Abdullah Basaudan Yang Sangat Tinggi Cintanya Kepada Keturunan Nabi Muhammad Saw